1. Trimester Pertama
Kondisi Fisik dan Emosi Calon Ibu:
Pada trimester pertama, kemungkinan akan mengalami beberapa gejala di bawah ini. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua calon ibu merasakan gejala yang sama. Ada yang mengalami seluruh gejala tetapi ada juga yang sama sekali tidak merasakan satu gejala tetapi ada juga yang sama sekali tidak merasakan satu gejala pun. Kehamilan setiap wanita berbeda dan memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan kondisi sebelum kehamilan.
- Mual, dengan atau tanpa muntah, di pagi, malam, atau sepanjang hari.
- Produksi air ludah meningkat.
- Tubuh mudah lelah dan mengantuk.
- Payudara membengkak, puting tegang, nyeri jika disentuh atau diraba.
- Mulut terasa pahit.
- Sering buang air kecil.
- Perut terasa panas, kembung, dan mengalami gangguan pencernaan.
- Menginginkan atau menolak makanan tertentu (ngidam).
- Sembelit
- Sakait kepala atau pusing.
- Mengalami perasaan tidak biasa, seperti tidak suka melihat seuami, sensitif pada bau-bauan tertentu, malas berdandan, selalu ingin tidur, dan lain-lain.
- Suasana hati cepat berubah, kadang gembira, kadang cenderung cengeng. m). Sering merasa cemas terhadap kehamilan, misalnya takut keguguran, takut janin terluka, dan lain-lain.
Efek terhadap Berhubungan Seksual
Meskipun terdapat bermacam-macam variasi dari masing-masing pasangan, pola ketertarikan seksual pada trimester pertama kehamilan terjadi penurunan minat terhadap seks. Survei mengatakan bahwa 54% wanita mengalami penurunan libido pada trimester pertama. Semua gejala yang dialami calon ibu pada trimester pertama membuatnya merasa seolah bukan pasangan ideal bagi suami. Rasa mual membuat calon ibu merasa tidak bergairah melakukan apa pun termasuk berhubungan seks. Mulut yang pahit membuat calon ibu tidak ingin berciuman dengan pasangan. Selain itu, payudara yang membengkak dan terasa nyeri jika disentuh membuat ibu enggan diraba. Bahkan, yang lebih parah, sensitive terhadap bau-bauan dan rasa benci terhadap pasangan membuat calon ibu tidak mau tidur sekamar apalagi berhubungan seks. Ketakutan akan menyakiti janin juga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan keinginan untuk bermesraan menghilang.
Akan tetapi, pada wanita yang kehamilan trimester pertamanya sangat nyaman, hasrat seksual yang muncul kemungkinan sama atau bahkan meningkat dengan kondisi sebelum kehamilan terjadi. Sebagian kecil wanita bahkan merasakan perubahan yang sangat signifikan terhadap kehidupan seksualnya. Hal tersebut sering kali disebabkan oleh hormon pada awal kehamilan yang membuat organ vulva lebih sensitif dan payudara yang lebih berisi sehingga meningkatkan kepekaan terhadap sentuhan. Pada saat ini, orgasme bahkan multiorgasme bukan tidak mungkin dapat terjadi.
2. Trimester Kedua
Kondisi Fisik dan Emosi Calon Ibu
Beberapa gejala yang umumnya dirasakan oleh calon ibu pada trimester kedua di antaranya :
- Pergerakan janin yang mulai terasa.
- Rasa mual dan muntah yang mulai berkurang dan perlahan menghilang.
- Vagina mengeluarkan cairan berwarna putih susu, encer, dan tidak berbau yang lazim disebut leukorhea. Ini normal terjadi karena adanya peningkatan hormon selama kehamilan.
- Nafsu makan mulai meningkat.
- Payudara tidak lagi nyeri.
- Produksi hormon progesteron meningkat.
- Pinggul dan payudara lebih berisi berkat hormon kehamilan dan pertambahan berat badan. Areola dan puting susu berwarna lebih gelap, rambut dan kulit semakin mengilap dan bercahaya.
- Suasana hati jauh lebih baik, meskipun terkadang rasa sensitif dan suasana hati masih mudah berubah.
- Mulai merasa percaya diri dengan kehamilannya.
Efek terhadap Hubungan Seksual
Meski tidak selalu, minat untuk berhubungan seks umumnya mulai meningkat pada trimester kedua ini. Pada masa ini, secara fisik dan psikologi Anda dan pasangan sudah lebih dapat menyesuaikan diri pada berbagai perubahan yang terjadi karena kehamilan. Tubuh calon ibu yang telah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan membuatnya dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada kondisi kehamilan di trimester pertama. Mual, muntah dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Selain itu, pada masa ini kehamilan juga belum terlalu besar serta memberatkan seperti pada trimester ketiga dan suasana hati yang jauh lebih baik dari trimester pertama membuat gairah lebih meningkat.
Pada trimester kedua ini dapat terasa jauh lebih menyenangkan. Hal ini dikarenakan meningkatnya hormon estrogen dan volume darah di tubuh sehingga lebih banyak darah yang mengalir ke panggul dan organ kelamin. Anda pun akan lebih mudah mengalami orgasme. Seperti pada beberapa wanita yang sudah mengalaminya pada trimester pertama, umumnya pada trimester kedua ini sebagian besar wanita mengalami pembesaran bibir vagina dan klitoris sehingga ujung-ujung saraf menjadi semakin sensitif. Akan tetapi, banyaknya aliran darah ke vagina juga menyebabkan perubahan suasana vagina. Lubrikasi yang terjadi memang memudahkan penetrasi tetapi jika terlalu licin dapat membuat penis sulit mempertahankan ereksi.
Bagi para suami, di masa ini pasangan mereka terlihat lebih menarik dibanding sebelumnya. Kepercayaan diri yang meningkat membuat calon ibu terlihat lebih cantik, ditunjang dengan kulit dan rambut yang semakin bercahaya karena pengaruh hormon kehamilan. Namun, ada juga suami yang mengalami penurunan gairah karena khawatir berhubungan intim dapat mengganggu kesehatan ibu hamil atau janin, perasaan cemas bakal segera menjadi ayah, atau bahkan perasaan tidak enak karena merasa si janin menyaksikan acara bercinta tersebut.
3. Trimester Ketiga
Kondisi Fisik dan Emosi Calon Ibu
Mendekati masa persalinan, kemungkinan ibu hamil masih akan mengalami berbagai gejala seperti trimester sebelumnya. Akan tetapi, saat ini akan lebih terfokus pada tanda-tanda lain yang berkaitan dengan persalinan. Bayangan akan hadirnya makhluk mungil dalam pelukan akan mengaburkan gejala yang biasanya masih dirasakan pada trimester terakhir ini. Berikut ini merupakan gejala yang pada umumnya dirasakan pada penghujung kehamilan. Gejala pada setiap wanita berbeda sesuai dengan kondisi masing- masing.
- Gerakan janin jauh lebih kuat dibanding sebelumnya, sering kali lebih aktif di malam hari.
- Perut semakin buncit, kaki bengkak, dan wajah sembab.
- Semakin mudah lelah dan napas pendek.
- Kram kaki, terutama di malam hari.
- Kulit perut terasa gatal, pusar menonjol.
- Kemungkinan mengalami varises.
- Kelenjar susu mulai aktif, ASI menetes jika payudara dirangsang.
- Sering buang air kecil.
- Kadang kala terjadi kontraksi palsu (braxton hicks contractions).
- Sulit tidur .
2). Efek Terhadap Hubungan Seksual
Saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali menurun, terkadang bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester pertama. Perut yang kian membesar membatasi gerakan dan posisi nyaman saat berhubungan intim. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, napas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual menyebabkan menurunnya minat seksual. Selain itu, perut yang besar, kaki bengkak, dan wajah sembap membuat calon ibu merasa tidak enak dipandang lagi di mata pasangan. Perasaan itu pun semakin kuat jika suami juga enggan untuk berhubungan seks, meski hal itu sebenarnya karena ia merasa tidak tega atau khawatir melukai calon ibu dan janin.
Selain hal fisik, turunnya libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang meningkat menjelang persalinan. Secara medis, sebenarnya tidak ada yang perlu dirisaukan jika kehamilan tidak disertai faktor penyulit, dengan kata lain, kehamilan sedang dalam kondisi yang sehat. Namun demikian, satu hal yang wajar pula apabila saat ini frekuensi bercinta tidak sesering pada trimester kedua. Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan untuk menjaga kedekatan emosional daripada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme.
Hal tersebut dapat berlangsung biasanya sekira 30 menit hingga terasa tidak nyaman. Jika kontraksi berlangsung lebih lama, menyakitkan, menjadi lebih kuat, atau ada ada indikasi lain yang menandakan bahwa proses kelahiran akan mulai, sebaiknya kunjungi dokter segera. Menurun atau meningkatnya keinginan untuk berhubungan seksual dengan pasangan di masa ini bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan karena hal penting yang perlu disadari ialah bahwa antara masa pembuahan dan kelahiran, bercinta bisa menjadi dimensi yang baru dan sangat menyenangkan (Suryoprajogo,2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar